Selasa, 26 September 2017

PPBM

K.H Abdus syukur
Pendiri PonPes Bustanul Muta’allimin
Pondok  pesantren bustanul muta’alimin
      Pondok pesantren bustanul muta’alimin berdiri pada tanggal 1 januari 1977. Adapun asal –usul   berdirinya pondok pesantren bustanul muta’alimin yang pertama kali dibngun adalah mushola . setelah pembangunan mushola, selesai pondok ini mulai memiliki santri tepatnya pada tanggal 22 juli 1979 yang berjumlah 9 orang . tujuan utama dari pondok pesantren ini adalah utuk mendidik santri menuju asas NU ala ahlusunah wal jama’ah .sebab pertama kali berdirinya pondok pesantren ini pada tahun 1977         banyak orang yang belum mengerti cara menjalankan syari’at agama islam contoh:
·         Ketika hari puasa menjelang hari raya (30 Romadon ) waktu asar sudah dianggap hari raya , berarti ketika waktu asar sudah banyak orang yang berbuka puasa .
·         Ketentuan membayar zakat fitrah 2,5 Kg beras maupum jagung itu bias digunakan untuk membayar zakat fitrah 1 keluarga .                                                                                                                                                
Didirikanya ranting NU di desa Nguwok yang diketuai oleh Bpk . Imron bajuri pada waktu itu , adapun yang memberi surat keterangan tentang pendirian ranting NU Nguwok yaitu Pimpinan cabang NU Babat (PCNU Babat) yang bertandatangan K.Fahrurrozi sebagai suriah PCNU Babat dan sebagai tanfidhiah Bpk.H.Bukhari Hasyim.Adapun yang menjadi sekretaris yaitu Zuriyat Fauzan.di mulai dari organisasi itu musholla pondok pesantren Bustanul Muta’allimin mulai digunakan mondok pertamakali. 
     Pada tahun 1999 para kyai NU mendapatkan serangan dari ninja,namun KH.Abdus syukur menanggapi ancaman dengan tenang-tenang saja karena telah di back up oleh para banser-banser seluruh kecamatan Modo dan bergilir 1 bulan pada tiap malam.adapun yang mencetuskan nama Bustanul Muta’allimin adalah KH.Abdus Syukur beserta dengan pertimbangan KH.Fahrur Rozi sebelum adanya pondok tempat ini menjadi perkebunan seperti umbi-umbian pisang,sirsak,delima,bambu dan tanaman lain.dan ketika pondok pesantren ini berdiri  dan mulai memiliki santri meskipun hanya berjumlah 9 orang KH.Abdus Syukur mulai mengajarkan kitab seperti aqidatul awam,dan barzanji.dahulu ketika santri di pondok pesantren ini masih sedikit karena faktor tidak adanya  air lalu para santri dan kyai mandi di cangi (puncak wangi) dan alasan itulah yang menjadikan KH.Abdus Syukur tidak menerima santri banyak karena masih susah mendapatkan air.KH.Abdus Syukur selain menjadi pengasuh beliau juga menjadi suriyah ranting NU fakta dari berdirinya pondok pesantren Bustanul Muta’allimin ini tidak ada permasalahan sama sekali Karena desa jubag ini sangat membutuhkan ilmu agama.Tapi setelah berdirinya pondok ini mulai dari tahun 1979 sampai tahun 1992 selalu di intimidasi oleh Golkar tetapi tahun 1992 sampai dengan 1999 pondok mulai berjalan dengan baik dan secara normal keluarga ndalem yang beranggotakan oleh ayah yang bernama KH.Abdur Rosyid ibundanya bernama Siti Asiyah beliau adalah orang tua dari KH.Abdus Syukur.luas pesanteren pertamakali (musholla) 6 x 10 m.kronologi berdirinya mushola pertama kali yang dibiayai oleh orang tua beliau sendiri , karena KH.abdur rosyid juga arsitektur dan yang digunakan untuk lantai beliau mengambil pasir yang ada disebelah timur jembatan desa nguwok dengan dibantu oleh bapak bajuri dan diangkat dengan wadah karung.


Kelebihan yang dimiliki KH.Abdus Syukur yaitu beliau selalu berusaha menutupi ke ma’rifatan beliau,hingga tidak ada satu santri pun mengetahui ketika beliau solat malam . keistimewaan lain dari beliau adalah sopan santun dan ramah tamah , sopan yang berartikan dimana beliau bertemu dengan orang lain tetap menyapa meskipun dengan mucikari. Sifat ramah tamah diperlukan masyarakat . dan siapapun yang mengundang beliau, beliau selalu hadir tidak pandang kaya dan miskin serta fatwanya selalu dikenang sampai saat ini . pada waktu itu ,KH abdussyukur pernah dipenjara karena kekejaman golkar.
Singkat dari semua,KH.M.Mustaqim pernah izin kepada KH.Abdus Syukur untuk mendirikan sekolah tapi beliau tidak mendapat izin dari syaikhina KH.Abdus Syukur.namun sebelum KH.Abdus Syukur wafat,beliau mengizinkan KH.m.mustaqim untuk mendirikan sekolah.kenapa KH.Abdus Syukur memiliki alasan untuk tidak mendirikan sekolah ? karena ada beberapa sebab di antaranya yaitu tidak ada tempat dan KH.Abdussyukur menginginkan pondok pesantren Bustanul muta’allimin adalah eksis dalam pondok salaf dan setelah dirundingkan beliau bisa mendirikan sekolah karena pada masa yang akan datang jika pondok tidak ada sekolahnya kurang mendukung perkembangan pondok pesantren bustanul muta’allimin.
KH.Abdussyukur wafat pada usia 55 tahun, hari ahad bertepatan pada tahun 2009 beliau wafat karena beliau memiliki penyakit hipertensi / darah tinggi sehingga mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dan mengalami pendarahan di otak.             



Jumat, 22 September 2017

Makalah Implementasi K13




MAKALAH IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Yang dibina oleh Laila Tri Lestari, M.Pd


Disusun Oleh:
(Kelompok 8)
1.      Dwi Indah Puji Lestari                       (15032010)
2.      Inas Amiroh Mufidah                         (15032020)
3.      M. Kholil Mubarok                             (15032030)
4.      M. Heri Burhanudin                            (15032031)


UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Maret 2016


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum War.Wab
           
            Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat sera hidayah-Nya kepada kita. Sehingga kita telah diberi kemudahan dalam menyelesaikan tugas makalah dengan tepat waktu yang berjudul “Implementasi Kurikulum Tahun 2013”. Untuk memenuhi tugas kuliah yang dibimbing oleh Laila Tri Lestari, M.Pd, selaku dosen mata kuliah “Kurikulum PBSI”.
Terima kasih atas bimbingan dari Laila Tri Lestari, M.Pd, yang mempermudahkan kami dalam membuat makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan orang lain. Kami juga meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kekurangan dari makalah ini baik dari penulisannya atau dari pembahasannya. Kritik dan saran dari para pembaca kami butuhkan guna perbaikan pada makalah selanjutnya.

Wassalamu’alaikum War.Wab


Lamongan, 15 Maret 2016


Penulis








ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB 1 : PENDAHULUAN
            1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................  1
            1.2 RUMUSAN MASALAH            ...................................................................................  1
            1.3 TUJUAN PEMBAHASAN.................................................................................  1
BAB 2 : PEMBAHASAN
            2.1 PENGERTIAN KURIKULUM 2013.................................................................  2
            2.2 LANDASAN DAN PRINSIP KURIKULUM 2013...........................................  3
            2.3 KOMPONEN KURIKULUM 2013....................................................................  7
            2.4 IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013.............................................................            8
BAB 3 : PENUTUP
            3.1 KESIMPULAN..................................................................................................  11
            3.2 SARAN..............................................................................................................  11
DAFTAR PUSTAKA            ..........................................................................................................  12













iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kurikulum, bukan kata yang asing dalam dunia pendidikan. Pendidikan atau pembelajaran tidak lepas dari istilah ini, karena kurikulum adalah salah satu komponen dari pembelajaran. Adanya kurikulum proses belajar dan pembelajaran akan berjalan secara terstruktur dan tersistem demi mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Pengembangan kurikulum menjadi sangat penting sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan perubahan pada masyarakat. Pencapaian tujuan mulia dari pembelajaran tersebut, maka para pengembang kurikulum terus berbenah dan melakukan evaluasi terhadap kurikulum yang diberlakukan. Sebagaimana yang akan dibahas di makalah ini, kurikulum 2013 merupakan hasil pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kurikulum ini bertujuan tidak lain untuk lebih memperbaiki lagi kualitas pendidikan yang ada saat ini. Kurikulum 2013 ini adalah kurikulum terbaru yang implementasinya baru dimulai di lapangan mulai tahun 2013 ini. Kurikulum ini masih sangat baru, maka sosialisasi pada masyarakat pun juga masih sedang berjalan sekarang ini.

1.2 Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian implementasi Kurikulum 2013?
2.    Bagaimanakah landasan dan prinsip-prinsip Kurikulum 2013?
3.    Apa komponen-komponen Kurikulum 2013?
4.    Bagaimana implementasi Kurikulum 2013?

1.3  Tujuan Pembahasan
1.   Mendeskripsikan tentang kurikulum 2013.
2.    Mendeskripsikan landasan dan prinsip-prinsip Kurikulum 2013.
3.    Mendeskripsikan komponen-komponen Kurikulum 2013.
4.    Mendeskripsikan implementasi Kurikulum 2013



1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Pengertian Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi bisa diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (1979) mengemukakan Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Kurikulum 2013 adalah kurikulum terbaru yang diluncurkan oleh Departemen Pendidikan Nasional mulai tahun 2013 ini sebagai bentuk pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Hal ini senada dengan apa yag ditegaskan dalam pasal 1 ayat 29 Undang-Undang no. 20 tahun 2003 bahwa kurikulum merupakan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter harus melibatkan semua komponen, termasuk komponen-komponen sistem pendidikan itu sendiri. Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 diharapkan dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh dan seimbang, sesuai dengan standart kompetensi pada setiap jenjang pendidikan. Karakter adalah gambaran tingkah laku yang dimiliki oleh seseorang yang mencerminkan nilai-nilai kehidupan dan melekat pada diri seseorang. Orang yang berkarakter memiliki berbagai dimensi misalnya, dimensi sosial, fisik, emosi, dan akademik.
Perpaduan dua basis antara kompetensi dan karakter dalam kurikulum ini diharapkan siswa dapat meningtkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan menginternalisasi  serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Penddidikan karakter dalam kurikulum 2013 bukan hanya tanggung jawab sekolah semata, tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak. Mengefektifkan program pendidikan karakter dan meningkatkan kompetensi dalam kurikulum 2013 diperlukan kordinasi, komunikasi dan jalinan kerja antara sekolah, orangtua, dan pemerintah dalam semua sisi.


2
2.2   Landasan dan Prinsip-Prinsip Kurikulum 2013
Dalam setiap pengembangan kurikulum pasti ada landasan-landasan yang digunakan.
Berikut ini landasan-landasan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum 2013.
1.      Landasan Filosofis
a)      Filosofis pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan.
b)      Filosofis pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.
2.      Landasan Yuridis
Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan.       
Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standart isi.
3.      Landasan Konseptual
a)      Relevansi pendidikan
b)      Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter.
c)      Pembelajaran konseptual.
d)     Pembelajaran aktif.
e)      Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh.
4.      Landasan Teoritis
            Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standart dan teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standart adalah pendidikan yang menetapkan standart nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum.Standart kualitas nasional dinyatakan sebagai Standart Kompetensi Lulusan. Standart Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan. SKL mencangkup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nimor 19 tahun 2005).



3
5.      Landasan Empiris
           Berbagai perubahan telah terjadi di Indonesia. Kemajuan terjadi di beberapa sektor di Indonesia, namun di beberapa sektor yang lain, khususnya pendidikan, Indonesia tetap tinggal di tempat, atau bahkan mundur. Hal-hal seperti ini menunujukkan perlunya perubahan orientasi kurikulum dengan tidak membebani peserta didik dengan konten, namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga untuk berperan serta  dalam membangun negara pada masa mendatang.
Kurikulum itu bersifat dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Perubahan dan pengembangan kurikulum harus dilakukan secara terarah dan tidak asal-asalan. Menunjang berjalannya sebuah kurikulum dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan tentunya juga sangat berkaitan dengan bagaimana jalannya proses pembelajaran. Pelaksanaan kurikulum 2013 ini memiliki karakteristik yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006.
Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi yang diharapkan terdapat maka diperoleh 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu guru terapkan. Adapun 14 prinsip tersebut adalah:
1.   Siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu.
Pembelajaran mendorong siswa menjadi pembelajar aktif, pada awal pembelajaran guru tidak berusaha untuk memberi tahu siswa karena itu materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk final. Pada awal pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam bentuk pertanyaan.
2.   Guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber.
Pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Kegiatan pembelajaran membuka peluang kepada siswa  sumber belajar seperti informasi dari buku siswa,  internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada metode proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri siswa dapat memanfaatkan sumber belajar di luar kelas.
3.   Pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah.
Pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber belajar tertulis sebagai satu-satunya sumber belajar siswa dan hasil belajar siswa hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, desain program, gambar, diagram, tabel, kemampuan
berkomunikasi, kemampuan mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya, atau karyanya.
4
4.   Pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi.
Pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas dalam proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.
5.   Pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu, mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen sistem yang terpadu. Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk menghasilkan kompetensi lulusan. Guru perlu merancang pembelajaran bersama-sama, menentukan karya siswa bersama-sama, serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran bersama-sama, agar beban belajar siswa dapat diatur sehingga tugas yang banyak, aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak menjadi beban belajar berlebih yang kontraproduktif terhadap perkembangan siswa.
6.   Pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi.
Di sini siswa belajar menerima kebenaran tidak tunggal. Siswa melihat awan yang sama di sebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah siswa yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat yang berjauhan, mereka akan melukiskannya berbeda-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi beragam.
7.   Pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.
Pada waktu lalu pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam bentuk lisan guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang siswa harus lihat faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya, teksnya yang membuat siswa melihat, meraba, merasa dengan panca indranya. Siswa belajar tidak hanya dengan mendengar, namun dengan menggunakan panca indra lainnya.
8.   Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills).
Hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya, akan tetapi menyajikan informasi menyangkut perkembangan sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang dimaksud bisa keterampilan membaca, menulis, berbicara, mendengar yang mencerminkan keterampilan berpikirnya.



5
9.   Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat.
Ini memerlukan guru untuk mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang lebih luas siswa perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan memiliki kemampuan untuk menyesusaikan dengan kebutuhan beradaptasi pada lingkungan global. Kebiasaan membaca, menulis, menggunakan teknologi, bicara yang santun  merupakan aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam budaya lokal, namun bermanfaat untuk berkompetisi dalam ruang lingkup global.
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),  membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani).
Guru disini perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi teladan, memberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh menjalankan agama dan prilaku baik lain.
11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.
Karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak dan memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya memanfaatkan waktu dalam kelas.
12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
Prinsip ini menandakan bahwa ruang belajar siswa tidak hanya dibatasi dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk siswa belajar. Lingkungan sekolah sebagai ruang belajar yang sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi siswa.  Pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan sistem yang terbuka.
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
Sekolah perlu meningkatkan daya guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK. Guru yang belum memiliki kapasitas yang mumpuni siswa dapat belajar dari siapa pun. Terpenting mereka harus dapat menguasai TIK.




6
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa.
Cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara pandang, cara belajar, cara berpikir, keyakinan siswa berbeda-beda. Pembelajaran harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah jika dikembangkan menjadi kesatuan.

2.3.   Komponen-Komponen Kurikulum 2013
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berangkat dari definisi itu, kurikulum tersebut setidaknya ada tiga komponen penting yang ada dalam kurikulum yaitu komponen tujuan pendidikan, komponen proses, dan komponen evaluasi. Masa reformasi ini pendidikan lebih diarahkan untuk menghasilkan manusia Indonesia yang berkarakter unggul.
Manusia Indonesia yang memiliki integritas, ini tentu untuk merespon berbagai degradasi moral dan sosial seperti tindak korupsi yang semakin merajalela, penyalahgunaan narkoba, tawuran pelajaran, dan lain-lain. Selain tujuan pendidikan komponen lain yang harus ada dalam komponen kurikulum adalah proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dalam kurikulum. Proses pembelajaran melibatkan banyak sub komponen seperti metode ataupun teknik pembelajaran, guru, buku ajaran, dan kelengkapan pembelajaran yang lain.
Komponen-komponen inilah yang secara sinergis menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Proses pembelajaran merupakan pusat segala upaya perbaikan kualitas pendidikan nasional, sehingga seharusnya perhatian lebih dicurahkan kepada upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Namun perhatian sepertinya belum optimal terbukti dengan masih banyaknya sekolah dengan sarana dan prasarana seadanya saja. Sementara itu, komponen terakhir dalam kurikulum adalah evaluasi. Implementasi kurikulum perlu dievaluasi untuk melihat capaian yang telah terlaksana. Evaluasi merupakan proses reviuw atas berbagai proses implementasi kurikulum.






7
2.4.   Implementasi Kurikulum 2013
Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan tentang implementasi kurikulum diantaranya sebagai berikut:
Pasal 1 : Implementasi kurikulum 2013 pada sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), dan sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK) dilakukan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014.
Pasal 2 : Implementasi kurikulum pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK menggunakan pedoman implementasi kurikulum yang mencangkup:
a)    Pedoman penyusunan dan pengelolaan KTSP.
b)    Pedoman pengembangan muatan lokal.
c)    Pedoman kegiatan ekstrakurikuler
d)    Pedoman umum pembelajaran, dan
e)    Pedoman evaluasi kurikulum
Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
       1. Pemerintah bertanggung jawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
       2. Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional.
       3.  Pemerintah propinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
       4. Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait.
     Strategi Implementasi Kurikulum terdiri atas:
1.      Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yaitu: (1) Juli 2013 Kelas I, IV, VII, dan X, (2) Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI, (3) Juli 2015: kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII
2.      Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun 2013 – 2015
3.      Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari tahun
2012– 2014


8
4.      Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK, dimulai dari bulan Januari – Desember 2013
5.      Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013 – 2016.
Kurikulum 2013 ini, guru dituntut untuk secara profesional merancang pembelajaran afektif dan bermakna, mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan. Berkaitan dengan hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
      1.    Merancang pembelajaran secara efektif dan bermakna.
            Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum, dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.
      2.    Mengorganisasikan pembelajaran.
            Implementasi kurikulum 2013 menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Sedikitnya terdapat lima hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pengorgsnisasian pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013, yaitu pelaksanaan pembelajaran, pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan tenaga ahli dan sumber daya masyarakat, serta pengembangan dan penataan kebijakan.
      3.    Memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran.
            Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pendekatan tersebut antara lain pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learing), bermain peran, pembelajaran partisipatif (participative  teaching and learning), belajar tuntas (mastery learning), dan pembelajaran konstruktivisme (constructivism teaching and learning).
4.      Melaksanakan pembelajaran, pembentukan kompetensi, dan karakter.
             Pembelajaran dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013 ini merupakan keseluruhan proses belajar, pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik yang direncanakan.


9
Mengenai kepentingan tersebut maka kompetensi inti, kompetensi dasar, materi standart, indikator hasil belajar, dan waktu yang harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran sehinga peserta didik diharapkan memperoleh kesempatan dan pengalaman belajar yang optimal. Implementasi yang efektif merupakan hasil dari interaksi antara strategi implementasi, struktur kurikulum, tujuan pendidikan, dan kepemimpinan kepala sekolah.
            Pengoptimalan implementasi kurikulum 2013 diperlukan suatu upaya strategis untuk mensinergikan komponen-komponen tersebut, terutama guru dan kepala sekolah dalam membudayakan kurikulum. Membudayakan kurikulum dapat diartikan bahwa implementasi kurikulum tersebut masuk dalam budaya sekolah, yang merefleksikan nilai-nilai dominan, norma-norma, dan keyakinan semua warga sekolah, baik peserta didik, guru, kepala sekolah, maupun tenaga kependidikan lain.
                                            



















10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Implementasi dapat diartikan pelaksanaan atau penerapan. Kurikulum 2013 adalah bentuk pengembangan dari kurikulum yang sebelumnya yaitu kurikulum KTSP yang implementasinya dimulai tahun 2013 ini. Seperti yang telah ditegaskan dalam pasal 1 ayat 29 Undang-Undang no. 20 tahun 2003 bahwa kurikulum merupakan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Landasan kurikulum 2013 meliputi: (1) landasan filosofis, (2) landasan yuridis, (3) landaan konseptual, (4)landasan teoritis, dan (5) landasan empiris.
Prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum 2013 ada 14 prinsip utama. Kurikulum tahun 2013 ini juga memiliki tiga komponen penting yaitu komponen tujuan pendidikan, komponen proses, dan komponen evaluasi. Implementasi yang efektif merupakan hasil dari interaksi antara strategi implementasi, struktur kurikulum, tujuan pendidikan, dan kepemimpinan kepala sekolah. Pengoptimalan implementasi kurikulum 2013 diperlukan suatu upaya strategis untuk mensinergikan komponen-komponen tersebut, terutama guru dan kepala sekolah dalam membudayakan kurikulum.

3.2 SARAN                                               

Demikian penjelasan dari makalah ini, tentang implementasi kurikulum 2013 tentu masih banyak kekurangan dan kesalahan. Kritik dan saran dari para pembaca kami butuhkan untuk perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.





11
DAFTAR PUSTAKA


Mulyasa, Ecno. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2013.

Intan (2013) Makalah Implementasi Kurikulum 2013     http://intanelmumtaz.blogspot.com/2013/12/makalah-implementasi-kurikulum-2013.html

Tanpa Nama, Empat Belas Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013.



















12


DIKLAT PENGURUS PPBM PERIODE 2017-2018

DIKLAT PENGURUS PP. BUSTANUL MUTA’ALLIMIN Masa Khidmah (2017-2018)  Organisa...