MAKALAH IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Yang dibina oleh Laila Tri Lestari, M.Pd
Disusun
Oleh:
(Kelompok
8)
1. Dwi
Indah Puji Lestari (15032010)
2. Inas
Amiroh Mufidah (15032020)
3. M.
Kholil Mubarok (15032030)
4. M.
Heri Burhanudin (15032031)
UNIVERSITAS
ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Maret 2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum War.Wab
Puji
syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat sera hidayah-Nya
kepada kita. Sehingga kita telah diberi kemudahan dalam menyelesaikan tugas
makalah dengan tepat waktu yang berjudul “Implementasi Kurikulum Tahun 2013”.
Untuk memenuhi tugas kuliah yang dibimbing oleh Laila Tri Lestari, M.Pd, selaku
dosen mata kuliah “Kurikulum PBSI”.
Terima kasih atas bimbingan dari Laila Tri
Lestari, M.Pd, yang mempermudahkan kami dalam membuat makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan orang lain. Kami juga meminta maaf
yang sebesar-besarnya apabila ada kekurangan dari makalah ini baik dari
penulisannya atau dari pembahasannya. Kritik dan saran dari para pembaca kami
butuhkan guna perbaikan pada makalah selanjutnya.
Wassalamu’alaikum War.Wab
Lamongan,
15 Maret 2016
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB 1 :
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG.........................................................................................
1
1.2
RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 1
1.3
TUJUAN
PEMBAHASAN................................................................................. 1
BAB 2 :
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN KURIKULUM 2013................................................................. 2
2.2
LANDASAN DAN PRINSIP KURIKULUM 2013........................................... 3
2.3
KOMPONEN KURIKULUM 2013.................................................................... 7
2.4
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013............................................................. 8
BAB 3 :
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN.................................................................................................. 11
3.2
SARAN..............................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum, bukan kata yang asing dalam dunia
pendidikan. Pendidikan atau pembelajaran tidak lepas dari istilah ini, karena kurikulum adalah
salah satu komponen dari pembelajaran. Adanya kurikulum proses belajar dan
pembelajaran akan berjalan secara terstruktur dan tersistem demi mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Pengembangan kurikulum menjadi sangat penting
sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan perubahan
pada masyarakat. Pencapaian tujuan mulia dari pembelajaran tersebut, maka para pengembang kurikulum
terus berbenah dan melakukan evaluasi terhadap kurikulum yang diberlakukan.
Sebagaimana yang akan dibahas di makalah ini, kurikulum 2013 merupakan hasil
pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kurikulum ini bertujuan tidak lain untuk lebih
memperbaiki lagi kualitas pendidikan yang ada saat ini. Kurikulum 2013 ini
adalah kurikulum terbaru yang implementasinya baru dimulai di lapangan mulai
tahun 2013 ini. Kurikulum ini masih sangat baru, maka sosialisasi pada
masyarakat pun juga masih sedang berjalan sekarang ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian implementasi Kurikulum 2013?
2. Bagaimanakah landasan
dan prinsip-prinsip Kurikulum 2013?
3. Apa komponen-komponen
Kurikulum 2013?
4. Bagaimana
implementasi Kurikulum 2013?
1.3 Tujuan
Pembahasan
1. Mendeskripsikan
tentang kurikulum 2013.
2. Mendeskripsikan
landasan dan prinsip-prinsip Kurikulum 2013.
3. Mendeskripsikan
komponen-komponen Kurikulum 2013.
4. Mendeskripsikan
implementasi Kurikulum 2013
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi bisa diartikan sebagai
pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (1979) mengemukakan
Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Kurikulum 2013 adalah
kurikulum terbaru yang diluncurkan oleh Departemen Pendidikan Nasional mulai
tahun 2013 ini sebagai bentuk pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu
kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mencangkup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Hal ini senada
dengan apa yag ditegaskan dalam pasal 1 ayat 29 Undang-Undang no. 20 tahun 2003
bahwa kurikulum merupakan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter harus
melibatkan semua komponen, termasuk komponen-komponen sistem pendidikan
itu sendiri. Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 diharapkan dapat
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan
budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh dan seimbang, sesuai
dengan standart kompetensi pada setiap jenjang pendidikan. Karakter adalah
gambaran tingkah laku yang dimiliki oleh seseorang yang mencerminkan
nilai-nilai kehidupan dan melekat pada diri seseorang. Orang yang berkarakter
memiliki berbagai dimensi misalnya, dimensi sosial, fisik, emosi, dan akademik.
Perpaduan dua basis antara kompetensi dan
karakter dalam kurikulum ini diharapkan siswa dapat meningtkan dan menggunakan
pengetahuannya, mengkaji, dan menginternalisasi
serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga
terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Penddidikan karakter dalam kurikulum 2013
bukan hanya tanggung jawab sekolah semata, tetapi merupakan tanggung jawab
semua pihak. Mengefektifkan program pendidikan karakter dan meningkatkan
kompetensi dalam kurikulum 2013 diperlukan kordinasi, komunikasi dan jalinan
kerja antara sekolah, orangtua, dan pemerintah dalam semua sisi.
2
2.2
Landasan dan Prinsip-Prinsip Kurikulum 2013
Dalam setiap pengembangan kurikulum pasti
ada landasan-landasan yang digunakan.
Berikut ini landasan-landasan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum
2013.
1.
Landasan Filosofis
a) Filosofis pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam
pembangunan pendidikan.
b)
Filosofis pendidikan
yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik,
dan masyarakat.
2.
Landasan Yuridis
Secara yuridis,
kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis
bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan.
Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan
Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor
23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standart isi.
3.
Landasan Konseptual
a)
Relevansi pendidikan
b)
Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter.
c)
Pembelajaran konseptual.
d)
Pembelajaran aktif.
e)
Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh.
4.
Landasan Teoritis
Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standart
dan teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standart
adalah pendidikan yang menetapkan standart nasional sebagai kualitas minimal
hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum.Standart kualitas nasional
dinyatakan sebagai Standart Kompetensi Lulusan. Standart Kompetensi Lulusan
tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan. SKL
mencangkup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nimor 19 tahun 2005).
3
5. Landasan
Empiris
Berbagai perubahan
telah terjadi di Indonesia. Kemajuan terjadi di beberapa sektor di Indonesia, namun di
beberapa sektor yang lain, khususnya pendidikan, Indonesia tetap tinggal di
tempat, atau bahkan mundur. Hal-hal seperti ini menunujukkan perlunya perubahan
orientasi kurikulum dengan tidak membebani peserta didik dengan konten, namun
pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga untuk berperan
serta dalam membangun negara pada masa
mendatang.
Kurikulum itu bersifat
dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat
mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Perubahan dan
pengembangan kurikulum harus dilakukan secara terarah dan tidak asal-asalan. Menunjang berjalannya sebuah kurikulum dengan baik
dan sesuai dengan apa yang diharapkan tentunya juga sangat berkaitan dengan
bagaimana jalannya proses pembelajaran. Pelaksanaan kurikulum 2013 ini memiliki
karakteristik yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006.
Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi yang diharapkan terdapat maka
diperoleh 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu guru terapkan. Adapun 14
prinsip tersebut adalah:
1. Siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu.
Pembelajaran mendorong siswa menjadi pembelajar
aktif, pada awal pembelajaran guru tidak berusaha untuk memberi tahu siswa karena itu materi pembelajaran
tidak disajikan dalam bentuk final. Pada awal pembelajaran guru membangkitkan
rasa ingin tahu siswa terhadap suatu fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan
ketidaktahuannya dalam bentuk pertanyaan.
2. Guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi
belajar berbasis aneka sumber.
Pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Kegiatan pembelajaran membuka peluang kepada siswa
sumber belajar seperti informasi dari buku siswa, internet, koran,
majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada metode proyek,
pemecahan masalah, atau inkuiri siswa dapat memanfaatkan sumber belajar di luar
kelas.
3. Pendekatan tekstual menuju proses sebagai
penguatan penggunaan pendekatan ilmiah.
Pergeseran ini membuat guru tidak hanya
menggunakan sumber belajar tertulis sebagai satu-satunya sumber belajar siswa
dan hasil belajar siswa hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas
dalam bentuk teks, desain program, gambar, diagram, tabel, kemampuan
berkomunikasi, kemampuan mempraktikan sesuatu
yang dapat dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya, atau karyanya.
4
4. Pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran
berbasis kompetensi.
Pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil
belajar, tetapi dari aktivitas dalam proses belajar. Yang dikembangkan dan
dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.
5. Pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu, mata pelajaran dalam
pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen sistem yang terpadu. Semua materi
pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk menghasilkan kompetensi
lulusan. Guru perlu merancang pembelajaran bersama-sama, menentukan karya siswa
bersama-sama, serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran
bersama-sama, agar beban belajar siswa dapat diatur sehingga tugas yang banyak,
aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak menjadi beban
belajar berlebih yang kontraproduktif terhadap perkembangan siswa.
6. Pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan
jawaban yang kebenarannya multi dimensi.
Di sini siswa belajar menerima kebenaran tidak tunggal. Siswa melihat
awan yang sama di sebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya
berpijak. Jika ada sejumlah siswa yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat
yang berjauhan, mereka akan melukiskannya berbeda-beda, semua benar tentang
awan itu, benar menjadi beragam.
7. Pembelajaran verbalisme menuju keterampilan
aplikatif.
Pada waktu lalu pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu
diungkapkan dalam bentuk lisan guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi
verbal, sekarang siswa harus lihat faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya,
teksnya yang membuat siswa melihat, meraba, merasa dengan panca indranya. Siswa
belajar tidak hanya dengan mendengar, namun dengan menggunakan panca indra
lainnya.
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills).
Hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya,
akan tetapi menyajikan informasi menyangkut perkembangan sikapnya dan
keterampilannya. Keterampilan yang dimaksud bisa keterampilan membaca, menulis,
berbicara, mendengar yang mencerminkan keterampilan berpikirnya.
5
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa
sebagai pembelajar sepanjang hayat.
Ini memerlukan guru untuk mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk
melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat, dalam
ruang lingkup yang lebih luas siswa perlu mengembangkan kecakapan berpikir,
bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan memiliki kemampuan untuk
menyesusaikan dengan kebutuhan beradaptasi pada lingkungan global. Kebiasaan
membaca, menulis, menggunakan teknologi, bicara yang santun merupakan
aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam budaya lokal, namun bermanfaat
untuk berkompetisi dalam ruang lingkup global.
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan
memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses
pembelajaran (tut wuri handayani).
Guru disini perlu menempatkan diri sebagai
fasilitator yang dapat menjadi teladan, memberi contoh bagaimana hidup selalu
belajar, hidup patuh menjalankan agama dan prilaku baik lain.
11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah,
dan di masyarakat.
Karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013
memerlukan waktu yang lebih banyak dan memanfaatkan ruang dan waktu secara
integratif. Pembelajaran tidak hanya memanfaatkan waktu dalam kelas.
12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja
adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
Prinsip ini menandakan bahwa ruang belajar siswa
tidak hanya dibatasi dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar
adalah kelas besar untuk siswa belajar. Lingkungan sekolah sebagai ruang
belajar yang sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi siswa. Pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan
sistem yang terbuka.
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
Sekolah perlu meningkatkan daya guru dan siswa
untuk memanfaatkan TIK. Guru yang belum memiliki kapasitas yang mumpuni siswa
dapat belajar dari siapa pun. Terpenting mereka harus dapat menguasai TIK.
6
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar
belakang budaya siswa.
Cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat
pendidikan di rumah, cara pandang, cara belajar, cara berpikir, keyakinan siswa
berbeda-beda. Pembelajaran harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial
dan indah jika dikembangkan menjadi kesatuan.
2.3. Komponen-Komponen
Kurikulum 2013
Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berangkat dari definisi itu, kurikulum
tersebut setidaknya ada tiga komponen penting yang ada dalam kurikulum yaitu
komponen tujuan pendidikan, komponen proses, dan komponen evaluasi. Masa reformasi ini pendidikan lebih diarahkan untuk menghasilkan manusia
Indonesia yang berkarakter unggul.
Manusia Indonesia yang memiliki integritas, ini tentu untuk
merespon berbagai degradasi moral dan sosial seperti tindak korupsi yang semakin
merajalela, penyalahgunaan narkoba, tawuran pelajaran, dan lain-lain. Selain
tujuan pendidikan komponen lain yang harus ada dalam komponen kurikulum adalah
proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah dirumuskan dalam kurikulum. Proses pembelajaran
melibatkan banyak sub komponen seperti metode ataupun teknik pembelajaran,
guru, buku ajaran, dan kelengkapan pembelajaran yang lain.
Komponen-komponen inilah yang secara sinergis menentukan tercapainya
tujuan pendidikan. Proses pembelajaran merupakan pusat segala upaya perbaikan
kualitas pendidikan nasional,
sehingga seharusnya perhatian lebih dicurahkan kepada
upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Namun perhatian
sepertinya belum optimal terbukti dengan masih banyaknya sekolah dengan sarana
dan prasarana seadanya saja. Sementara itu, komponen terakhir dalam kurikulum
adalah evaluasi. Implementasi kurikulum perlu dievaluasi untuk melihat capaian
yang telah terlaksana. Evaluasi merupakan proses reviuw atas berbagai proses
implementasi kurikulum.
7
2.4. Implementasi
Kurikulum 2013
Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan tentang implementasi kurikulum
diantaranya sebagai berikut:
Pasal 1 : Implementasi kurikulum 2013 pada sekolah dasar/ madrasah
ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs),
sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), dan sekolah menengah
kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK) dilakukan secara bertahap mulai
tahun pelajaran 2013/2014.
Pasal 2 : Implementasi kurikulum pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK
menggunakan pedoman implementasi kurikulum yang mencangkup:
a) Pedoman penyusunan dan pengelolaan KTSP.
b) Pedoman pengembangan muatan lokal.
c) Pedoman kegiatan ekstrakurikuler
d) Pedoman umum pembelajaran, dan
e) Pedoman evaluasi kurikulum
Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan
pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
1. Pemerintah bertanggung jawab dalam
mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
2. Pemerintah bertanggungjawab dalam
melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional.
3. Pemerintah propinsi
bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan
kurikulum di propinsi terkait.
4. Pemerintah kabupaten/kota
bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala
sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait.
Strategi Implementasi
Kurikulum terdiri atas:
1. Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yaitu:
(1) Juli 2013 Kelas I, IV, VII, dan X, (2) Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII,
VIII, X, dan XI, (3) Juli 2015: kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X,
XI, dan XII
2. Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun 2013 – 2015
3.
Pengembangan buku
siswa dan buku pegangan guru dari tahun
2012– 2014
8
4. Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan
pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK,
dimulai dari bulan Januari – Desember 2013
5. Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan
dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013 – 2016.
Kurikulum 2013 ini, guru dituntut untuk
secara profesional merancang pembelajaran afektif dan bermakna,
mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat,
menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif,
serta menetapkan kriteria keberhasilan. Berkaitan dengan hal tersebut akan
dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
1. Merancang
pembelajaran secara
efektif dan bermakna.
Implementasi
kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum, dalam pembelajaran dan
pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut
keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai
dengan rencana yang telah diprogramkan.
2. Mengorganisasikan
pembelajaran.
Implementasi kurikulum
2013 menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Sedikitnya terdapat lima hal
yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pengorgsnisasian pembelajaran dalam
implementasi kurikulum 2013, yaitu pelaksanaan pembelajaran, pengadaan dan
pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan tenaga ahli dan sumber daya masyarakat,
serta pengembangan dan penataan kebijakan.
3. Memilih dan
menentukan pendekatan pembelajaran.
Implementasi
kurikulum 2013 berbasis kompetensi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan
berbagai pendekatan. Pendekatan tersebut antara lain pembelajaran kontekstual (contextual
teaching and learing), bermain peran, pembelajaran partisipatif (participative teaching and learning), belajar tuntas (mastery
learning), dan pembelajaran konstruktivisme (constructivism teaching and
learning).
4.
Melaksanakan
pembelajaran, pembentukan kompetensi, dan karakter.
Pembelajaran dalam menyukseskan
implementasi kurikulum 2013 ini merupakan keseluruhan proses belajar,
pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik yang direncanakan.
9
Mengenai kepentingan tersebut
maka kompetensi inti, kompetensi dasar, materi standart, indikator hasil
belajar, dan waktu yang harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran
sehinga peserta didik diharapkan memperoleh kesempatan dan pengalaman belajar
yang optimal. Implementasi yang efektif merupakan hasil dari interaksi antara
strategi implementasi, struktur kurikulum, tujuan pendidikan, dan kepemimpinan
kepala sekolah.
Pengoptimalan implementasi kurikulum 2013 diperlukan suatu upaya strategis
untuk mensinergikan komponen-komponen tersebut, terutama guru dan kepala
sekolah dalam membudayakan kurikulum. Membudayakan kurikulum dapat diartikan
bahwa implementasi kurikulum tersebut masuk dalam budaya sekolah, yang
merefleksikan nilai-nilai dominan, norma-norma, dan keyakinan semua warga
sekolah, baik peserta didik, guru, kepala sekolah, maupun tenaga kependidikan
lain.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Implementasi dapat diartikan pelaksanaan atau penerapan.
Kurikulum 2013 adalah bentuk pengembangan dari kurikulum yang sebelumnya
yaitu kurikulum KTSP yang implementasinya dimulai tahun 2013 ini. Seperti yang telah ditegaskan dalam
pasal 1 ayat 29 Undang-Undang no. 20 tahun 2003 bahwa kurikulum merupakan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Landasan
kurikulum 2013 meliputi:
(1) landasan filosofis,
(2) landasan yuridis,
(3) landaan konseptual,
(4)landasan teoritis, dan
(5) landasan empiris.
Prinsip-prinsip dalam pengembangan
kurikulum 2013 ada
14 prinsip utama. Kurikulum tahun 2013
ini juga memiliki tiga komponen penting yaitu komponen tujuan
pendidikan, komponen proses, dan komponen evaluasi. Implementasi yang efektif merupakan hasil dari interaksi antara strategi
implementasi, struktur kurikulum, tujuan pendidikan, dan kepemimpinan kepala
sekolah. Pengoptimalan implementasi kurikulum 2013 diperlukan suatu upaya strategis
untuk mensinergikan komponen-komponen tersebut, terutama guru dan kepala
sekolah dalam membudayakan kurikulum.
3.2 SARAN
Demikian penjelasan dari makalah ini, tentang implementasi kurikulum 2013 tentu masih banyak kekurangan dan kesalahan.
Kritik dan saran dari para pembaca kami butuhkan untuk perbaikan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, Ecno. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya. 2013.
Tanpa Nama, Empat Belas Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013.
12