PAWAI OBOR
Tahun baru hijriyah atau sering disebut dengan 1 Muharom merupakan
momen terbesar bagi kalangan orang Islam. Hal ini, merupakan salah satu tahun
baru bagi orang Islam. Akan tetapi, tidak banyak dari kalangan orang islam
sendiri yang memperingati tahun baru Hijriyah tersebut. Apalagi para pemuda di
zaman era globalisasi saat ini. Mereka mereka lebih mengunggulkan tentang
adanya peringatan tahun baru Masehi dari pada memperingati tahun baru Hijriyah.
Sebagai orang islam, sepatutnya kita tidak boleh lupa tentang adanya tahun baru
Hijriyah 1 Muharom. Pemuda sekarang seharusnya sebagai pelopor masyarakat yang
mampu mewadahi orang-orang awam (masyarakat) serta mengajak masyarakat untuk
memperingati tahun baru Hijriyah. Namun, kenyataan pada era globalisasi saat
ini malah terbalik. Pemuda saat ini lebih terpengaruh oleh adat-adat barat dan
melupakan budaya Islamiyahnya sendiri. Mereka lebih banyak mengisi tahun baru
Masehi dengan hal-hal yang tidak ada manfaatnya. Seperti halnya konfoi (pesta knalpot), di jalan raya dan
menghambur-hamburkan uang mereka untuk membeli sebuah minuman keras(alkohol)
dan pada akhirnya tidak sedikit dari mereka yang jatuh dari motor mengalami
kecelakaan di jalan raya akibat ulah dari meminum alkohol. Bukankah lebih baik
jika pemuda era zaman sekarang melakukan hal-hal yang positif yang mampu
mewujudkan kemanfaatan bagi setiap desanya. Untuk mengajak masyarakat
memperingati tahun baru Hijriyah semisal mengadakan “pawai obor” seperti
halnya yang telah dilakukan oleh santri Pondok Pesantren Bustanul Muta’allimin
dusun Njubak, desa Nguwok, kecamatan Modo, kabupaten Lamongan. Santri dan para
dewan guru memperingati tahun baru Hijriyah yang dilakukan dengan pawai obor
itu menjunjung tema “Hubbul Waton Minal Iman, NKRI Harga Mati”. Dewan
guru membuat tema seperti itu seolah-olah mengingatkan para santri , bahwasanya
santri saat ini adalah salah satu peran penting untuk mencintai tanah air kita,
yakni Indonesia dan menjaga NKRI. Karena para tokoh ulama’ dahulu adalah
merupakan hal terpenting yang mampu mewujudkan kemerdekaan negara Indonesia.
Diantra para tokoh ulama’ yang ikut serta mewujudkan kemerdekaan adalah KH. Mbah Hasyim Asy’ari dan KH. Mbah Wahab
Hasbullah. Dewan guru mengadakan hal demikian guna untuk mengingatkan masyarakat
sekitar, bahwa sesungguhnya tahun baru kita (orang Islam) adalah 1 Muharom
bukan 1 Masehi. Dewan guru bukan hanya mengadakan pawai obor saja. Melainkan
memberikan berbagai kupon undian guna dapat memperbanyak menarik simpatisan
masyarakat sekitar untuk mengikuti pawai obor dan merayakan tahun baru 1
Muharom 1439 H. Pawai obor ini guna juga untuk mempererat tali persaudaraan
Islamiyah antar Pondok Pesantren Bustanul Muta’allimin dengan masyarakat
sekitar. Pawai obor yang diadakan oleh para dewan guru ini mendapatkan
apresiasi yang sangat memuaskan dari masyarakat dan merupakan suatu kebanggan
tersendiri bagi dewan guru. Karena masyarakat sekitarpun sangat antusias dengan
diadanya pawai tersebut. Pawai obor dimulau dari Pondok Putra dan berjalan mengelilingi
berbagai dusun seperti dusun Jaten, Dukoh, Grogolan, Wates dan Nguwok. Meskipun
perjalanan pawai bisa dikatakan jauh akan tetapi dari peserta merasa tidak
kelelahan justru dari mereka sangat menampakkan kebahagian ketika sepanjang
perjalanan pawai.
“PPBM IS THE BEST”
ppbm mantaaaaabbb
BalasHapus